Nama : AFRINA SURYANINGSIH
Kelas :
2EB21
NPM :
20212311
Tugas ke 2
Credit
Union
Pendahuluan
Koperasi
sebagai lembaga di mana orang-orang yang memiliki kepentingan relatif homogen,
berhimpun untuk meningkatkan kesejahteraannya. Dalam pelaksanaan kegiatannya,
koperasi dilandasi oleh nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang mencirikannya
sebagai lembaga ekonomi yang sarat dengan nilai etika bisnis. Nilai-nilai yang
terkandung dalam koperasi, seperti menolong diri sendiri (self help), percaya
pada diri sendiri (self reliance), dan kebersamaan (cooperation) akan
melahirkan efek sinergis. Efek ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat
ampuh bagi koperasi untuk mampu bersaing dengan para pelaku ekonomi lainnya.
Konsepsi demikian mendudukkan koperasi sebagai badan usah yang cukup strategis
bagi anggotanya dalam mencapai tujuan-tujuan ekonomis yang pada gilirannya
berdampak pada masyarakat secara luas. Pada era Orde Baru (Orba), pembangunan
koperasi sangat signifikan. Diwarnai oleh kesuksesan gerakan para petani di
pedesaan yang tergabung dalam Koperasi Unit Desa (KUD).
Koperasi
tampil sebagai lokomotif perekonomian desa, antara lain dalam penyaluran sarana
produksi pertanian (saprotan), prosesing hasil pertanian hingga kegiatan pemasaran
ke Bulog dan pasaran umum. Selain itu, koperasi juga telah mulai aktif dalam
bidang usaha peternakan, perikanan, jasa distribusi/konsumen, dan simpan
pinjam/perkreditan. Kegiatan koperasi tersebut sudah diterima keberadaannya
oleh masyarakat sebagai gerakan ekonomi rakyat dalam mewujudkan masyarakat yang
maju, adil, dan makmur. Berdasarkan fenomena yang terjadi selama ini, sudah
banyak jumlah koperasi yang berdiri utamanya di pedesaan. Misalnya, KUD dan
Kopersi Simpan Pinjam (KSP) yang mampu memposisikan diri sebagai lembaga dalam
program pengadaan pangan nasional serta pengelolaan dan penyaluran keuangan
kepada masyarakat. Pendirian koperasi di desa umumnya disambut baik oleh warga
dengan harapan dapat meningkatkan perekonomian desa. Menurut data statistik
perkoprasian 20071 menunjukkan bahwa tahun 2006 jumlah koperasi mencapai
141.326 unit meningkat sebesar 4,71% dari tahun 2005 sejumlah 134.963 unit
(www.depkop.go.id). Kondisi ini menggambarkan keberadaan koperasi setidaknya
diharapkan mampu menumbuhkan posisi tawar (bergaining position) rakyat terhadap
pasar.
Pembahasan
Koperasi
kredit atau Credit Union atau biasa disingkat CU adalah
sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan
dikelola oleh anggotanya, dan yang bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya
sendiri.
Koperasi
kredit memiliki tiga prinsip utama yaitu:
1.
Asas
Swadaya (tabungan hanya diperoleh dari anggotanya)
2.
Asas
Setia Kawan (pinjaman hanya diberikan kepada anggota), dan
3.
Asas
Pendidikan dan Penyadaran (membangun watak adalah yang utama : hanya yang
berwatak baik yang dapat diberi pinjaman).
Sejarah
Kredit Union
Sejarah
koperasi kredit dimulai pada abad ke-19. Ketika Jerman dilanda
krisis ekonomi karena badai salju yang melanda seluruh negeri. Para petani tak
dapat bekerja karena banyak tanaman tak menghasilkan. Penduduk pun kelaparan.
Situasi ini
dimanfaatkan oleh orang-orang berduit. Mereka memberikan pinjaman kepada
penduduk dengan bunga yang sangat tinggi. Sehingga banyak orang terjerat
hutang. Oleh karena tidak mampu membayar hutang, maka sisa harta benda mereka
pun disita oleh lintah darat.
Kemudian
tidak lama berselang, terjadi Revolusi industri. Pekerjaan yang sebelumnya
dilakukan manusia diambil alih oleh mesin-mesin. Banyak pekerja terkena PHK.
Jerman dilanda masalah pengangguran secara besar-besaran.
Melihat
kondisi ini wali kota Flammersfield, Friedrich Wilhelm
Raiffisen merasa prihatin dan ingin menolong kaum miskin. Ia mengundang
orang-orang kaya untuk menggalang bantuan. Ia berhasil mengumpulkan uang dan
roti, kemudian dibagikan kepada kaum miskin.
Ternyata
derma tak memecahkan masalah kemiskinan. Sebab kemiskinan adalah akibat dari
cara berpikir yang keliru. Penggunaan uang tak terkontrol dan tak sedikit
penerima derma memboroskan uangnya agar dapat segera minta derma lagi.
Akhirnya, para dermawan tak lagi berminat membantu kaum miskin.
Raiffeisen
tak putus asa. Ia mengambil cara lain untuk menjawab soal kemiskinan ini. Ia
mengumpulkan roti dari pabrik-pabrik roti di Jerman untuk dibagi-bagikan kepada
para buruh dan petani miskin. Namun usaha ini pun tak menyelesaikan masalah.
Hari ini diberi roti, besok sudah habis, begitu seterusnya.
Berdasarkan
pengalaman itu, Raiffeisen berkesimpulan: “kesulitan si miskin hanya dapat
diatasi oleh si miskin itu sendiri. Si miskin harus mengumpulkan uang secara
bersama-sama dan kemudian meminjamkan kepada sesama mereka juga. Pinjaman harus
digunakan untuk tujuan yang produktif yang memberikan penghasilan. Jaminan
pinjaman adalah watak si peminjam.”
Untuk
mewujudkan impian tersebutlah Raiffeisen bersama kaum buruh dan petani miskin
akhirnya membentuk koperasi bernama Credit Union (CU) artinya, kumpulan
orang-orang yang saling percaya.
Credit Union
yang dibangun oleh Raiffeisen, petani miskin dan kaum buruh berkembang pesat di
Jerman, bahkan kini telah menyebar ke seluruh dunia.
Gerakan Credit Union di Indonesia
Credit
Union, pertama kali muncul di Indonesia pada 1960-an yang mulai dikembangkan
dari barat. Seorang pastor Katolik asal Jerman bertugas di Indonesia dan
membawa konsep tersebut. Kemudian CU mulai diperkenalkan ke Kalimantan Barat
pada 1975.
Pada
tahun 1975 oleh gereja Katolik. diadakan pelatihan pembentukan CU sehingga
lahir 40 kelompok. CU tertua di Kalbar ada di Kecamatan Parindu, Kabupaten
Sangkau. CU pertama berdiri tahun 1976, yaitu CU Lantang Tipo di Sangkau Namun
dalam perkembangannya, CU tersebut "menghilang". Pada sekitar tahun
1985, diadakan sosialisasi ulang yang diikuti oleh sejumlah anggota lembaga
swadaya masyarakat, salah satunya dari Pancur Kasih. Gagasan pendirian CU
kembali muncul sehingga terbentuklah CU Khatulistiwa Bhakti pada 12 Mei 1985
disusul CU Pancur Kasih pada 28 Mei 1987. Seiring dengan perjalanan waktu, CU-CU
terus bermunculan hingga Desember tahun 2006, sehingga CU yang dinaungi Badan
Koordinasi Koperasi Kredit Daerah Kalimantan kini telah beranggota 48 CU
primer.
Dalam
rangka menjawab masalah kemiskinan dan situasi umat berkenaan dengan persoalan
sosial ekonomi, maka disepakati bersama bahwa CU menjadi salah satu prioritas
gerakan Seksos paroki selama 5 tahun, merupakan komitmen pengurus Seksos paroki
seKeuskupan Surabaya, demikia dinyatakan dalam acara alam pertemuan di
Puhsarang 10-12 November 2006 tiga tahun lalu. Dikatakan oleh PSE keuskupan
Surabaya bahwa CU memberi kesaksian dan tanda bahwa orang Katolik hadir sebagai
perintis gerakan yang tujuannya demi kesejahteraan umum, bahkan orang Katolik
terpercaya dalam mengelola keuangan.
Sedang
Di Makasar Uskup Agung Makassar Mgr Yohanes Liku mengatakan pada rapat tahunan
CU Mekar Kasih, yang berbasis di gereja St. Fransiskus Assisi 24 Januari yang
lalu, bahwa CU itu cocok untuk masyarakat kecil sehingga keuskupan agung
memulai CU untuk mengembangkan keadaan ekonomi umat. “CU mengemban misi
solidaritas dan kebersamaan yang dasarnya adalah cinta kasih,” katanya.
Nama
Lain CU :
-
diAfrika = Savings and credit cooperative organizations” (SACCOs),
- di Spanyol = cooperativas de ahorro crédito y
- di Meksiko = Caja Populer
- di Prancis = Populaire Caisse dan Banque Populaire
- di Afganistan = slamic investment and finance cooperatives” (IIFCs)
- di Spanyol = cooperativas de ahorro crédito y
- di Meksiko = Caja Populer
- di Prancis = Populaire Caisse dan Banque Populaire
- di Afganistan = slamic investment and finance cooperatives” (IIFCs)
Daftar
Credit Union besar di Indonesia berdasarkan tahun berdirinya :
·
Credit
Union Lantang Tipo (1976)
·
Credit
Union Khatulistiwa Bakti (1985)
·
Credit
Union Pancur Kasih (1987)
·
Credit
Union Daya Lestari (2001). Berada diKalimantan Timur, dan Wilayah
pengembangannya ada di seluruh Kabupaten Dikalimantan Timur... Ada 24 Kantor
TPK/TP/Cabangan di Seluruh kalimantan Timur, anggota Lebih dari 30 Ribu...
·
Credit
Union Femung Pebaya Kalimantan Timur
·
Credit
Union Sempekat Ningkah Olo Kalimantan Timur
·
Credit
Union Petemeai Urip Kalimantan Timur.
·
Credit
Union Bonaventura Kalimantan Barat
Kesimpulan
Koperasi di Indonesia tentulah terjadi
yang namanya pasang surut di dalam dunia koperasi , oleh karena itu marilah
kita meningkatkan kesadaran dari diri kita masing - masing dalam usaha untuk
meningkatkan koperasi di Indonesia dengan
cara meningkatkan kinerja anggota koperasi dengan cara memberikan
training atau pelatihan kepada anggota koperasi terus kita juga bisa
memodifikasi produk yang ada , dengan memodifikasi produk-produk yang ada
dikoperasi , kiranya akan meningkatkan selera masyarakat sehingga tertarik
untuk mengkonsumsi produk dari koperasi tersebut dengan menyesuaikan dengan
perkembangan zaman dari tahun ke tahun dan juga memperbaiki koperasi secara
menyeluruh , kita harus menjadikan koperasi yang ada Indonesia ini sebagai
koperasi yang baik dan mari kita memberi perubahan yang ada untuk lebih
mensejahterkan koperasi Indonesia agar menjadi lebih baik lagi.
REFERENSI:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar