Selasa, 09 Oktober 2012

PENGANTAR MANAJEMEN 1

TUGAS 1 !





KOMPAS IMAGES/MUNDRI WINANTO Antrean penumpang commuter line Jabodetabek membludak saat jam pulang kerja di Stasiun Sudirman, Jakarta, Selasa (17/4/2012). Ketersediaan transportasi massal yang layak dan manusiawi menjadi pekerjaan rumah yang belum diselesaikan oleh pemerintah daerah DKI Jakarta.

JAKARTA, KOMPAS.com - Senin (1/10/2012) ini, harga tiket untuk Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line resmi naik. Meski sebagian besar penumpang sempat menolak dan membuat petisi, PT KAI tetap menjalankan kenaikan tarif ini. Ketua Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Azas Tigor Nainggolan, mengatakan bahwa dirinya juga tidak setuju dengan kenaikan tarif yang dinilai menyusahkan masyarakat ini. Menurutnya, kenaikan tarif moda angkutan massal berbasis rel ini akan diterima jika pelayanannya juga membaik.
"Saya sangat tidak setuju. Untuk apa menaikkan tarif tapi tidak ada perubahan dari segi pelayanan," kata Tigor, saat dihubungi, Senin (1/10/2012).
Seperti diberitakan sebelumnya, tarif commuter line hari ini yang naik adalah kereta dengan tujuan Bogor-Jakarta Kota/Jatinegara (Rp 9.000), Bogor-Depok (Rp 8.000), Depok-Jakarta Kota/Jatinegara (Rp 8.000), Bekasi- Jakarta Kota (Rp 8.500), Tangerang-Duri (Rp 7.500), dan Parung Panjang/Serpong-Tanah Abang (Rp 8.000).
"Kalau tidak ada perubahan pelayanan, apa gunanya naik. Dengan bayar lebih mahal, masyarakat pasti ingin pelayanan yang lebih baik," ujar Tigor.
PT KAI menganggap bahwa pihaknya memerlukan biaya investasi yang tinggi karena biaya operasional yang juga naik. Salah satu caranya adalah menaikkan harga tiket KRL AC. Namun, upaya kenaikan tarif commuter line ini tidak berjalan lancar karena banyaknya gelombang protes dari para pengguna setia commuter line.
Penulis : Riana Afifah | Senin, 1 Oktober 2012 | 13:47
Kompas.com

Komentar :      memang seharusnya kalau tarif KRL commuter naik harus diimbangi dengan fasilitas yang baik pula jadi tidak ada penumpang yang merasa dirugikan.

Pendapat / Solusi : tidak ada salahnya untuk menaikkan tarif KRL commuter asalkan diimbangi   dengan fasilitas yang memadai pula , misalnya mungkin dengan menambah pendingin ruangan jadi walaupun penumpang berdesakan mereka tetap tidak berkeringat dan mengurai bau yang tidak sedap dari penumpang lainnya, menambah gerbong berhubung KRL commuter adalah angkutan masal tidak ada salahnya pemerintah menambah gerbong agar penumpang tidak terlalu berdesakan , menambah gerbong khusus wanita agar wanita tetap merasa aman dan nyaman walaupun menggunakan angkutan massa dan supaya wanita bias terhindar dari perbuatan orang-orang yang jahil dan menambah toilet disetiap gerbong.
Jadi tidak masalah kalau pemerintah ingin menaikan tarif KRL commuter asalkan dibarengi dengan fasilitas yang memadai pula  agar para penumpang pun merasa nyaman dan tidak merasa dirugikan dengan adanya kenaikan tarif tersebut dan mungkin saja nanti kalau fasilitas angkutan massal ini sudah memadai orang-orang yang menggunakan mobil pribadi bisa beralih menggunakan angkutan masal ini dan keadaan ini bisa saja mengurangi kemacetan yang ada.

Kelompok Manajemen : AFRINA SURYANINGSIH (20212311)
                                        ERIKA YUNIARTI (22212534)
                                        ZHELIKA NURTRIANI (28212021)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar