Manajemen dan Organisasi
1. Manajemen
Istilah
manajemen
memiliki berbagai pengertian. Secara universal manajemen adl penggunaan
sumberdaya organisasi utk mencapai sasaran dan kinerja yg tinggi dalam berbagai
tipe organisasi profit maupun non profit.
Definisi manajemen yg dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dgn cara yg efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi.
Definisi manajemen yg dikemukakan oleh Daft (2003:4) sebagai berikut: “Management is the attainment of organizational goals in an effective and efficient manner through planning organizing leading and controlling organizational resources”. Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan pencapaian tujuan organisasi dgn cara yg efektif dan efisien lewat perencanaan pengorganisasian pengarahan dan pengawasan sumberdaya organisasi.
Plunket dkk.(2005:5)
mendefinisikan manajemen sebagai “One or more managers individually and
collectively setting and achieving goals by exercising related functions (planning
organizing staffing leading and controlling) and coordinating various
resources (information materials money and people)”. Pendapat
tersebut kurang lbh mempunyai arti bahwa manajemen merupakan satu atau lbh
manajer yg secara individu maupun bersama-sama menyusun dan mencapai tujuan
organisasi dgn melakukan fungsi-fungsi terkait (perencanaan pengorgnisasian
penyusunan staf pengarahan dan pengawasan) dan mengkoordinasi berbagai
sumber daya (informasi material uang dan orang).
Manajer sendiri menurut Plunket
dkk.(2005:5) merupakan people who are allocate and oversee the use of
resources jadi merupakan orang yg mengatur dan mengawasi penggunaan sumber
daya.
Lewis dkk.(2004:5)
mendefinisikan manajemen sebagai: “the process of administering and
coordinating resources effectively and efficiently in an effort to achieve the
goals of the organization.” Pendapat tersebut kurang lbh mempunyai arti
bahwa manajemen merupakan proses mengelola dan mengkoordinasi sumber
daya-sumber daya secara efektif dan efisien sebagai usaha utk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut Mary Parker
Follet yg dikutip oleh Handoko (2000:8) manajemen merupakan seni dalam
menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini mengandung arti bahwa
para manajer mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui pengaturan orang-orang
lain utk melaksanakan berbagai tugas yg mungkin diperlukan.
Manajemen Sebagai Ilmu Dan Seni
Manajemen itu perpaduan antara ilmu dan seni
Manajemen berasal dari
bahasa Prancis kuno yaitu ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan
mengatur. Karenanya, manajemen dapat diartikan sebagai ilmu dan seni tentang
upaya untuk memanfaatkan semua sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan
secara efektif dan efesien. Manajemen dipandang dari berbagai perpektif yang
ada, mempunyai dasar yang kuat yang tidak terlepas dari perpaduan antara ilmu
dan seni.
Manajemen sebagai suatu
seni, disini memandang bahwa di dalam mencapai suatu tujuan diperlukan kerja
sama dengan orang lain. Intinya bagaimana cara memerintahkan pada orang lain
agar mau bekerja sama. Pada hakekatnya kegiatan manusia pada umumnya adalah
managing ( mengatur ) untuk mengatur disini diperlukan suatu seni, bagaimana orang
lain memerlukan pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama.Seni dalam manajemen
yaitu membentuk manusia menjadi lebih efektif dari yang sudah dan sedang mereka
lakukan tanpa anda. Ilmu adalah pada bagaimana anda melakukannya, yaitu :
planning, organizing, directing dan monitoring. Sehingga manajemen sebagai ilmu
adalah melihat bagaimana manajemen dihubungkan dengan prinsip-prinsip
manajemen,dan telah di organisasi menjadi teori. Dimana seorang manajer
mempelajari terlebih dahulu tujuannya lalu diproses olehnya dengan
keahliannya,setelah menjadi sebuah teori,lalu di buat penetapan tenaga kerja
pengarah dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
Dalam kenyataannya
manajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen yang diterima
secara universal. Chaster I Bernard dalam bukunya yang berjudul The function of
the executive, bahwa manajemen yaitu seni dan ilmu, juga Henry Fayol, Alfin
Brown Harold, Koontz Cyril O’donnel dan Geroge R. Terry. Mary Parker Follet pun
mendefenisikan manajemen sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui
orang lain. Hal ini berarti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan
organisasinya harus melalui kerjasama orang lain untuk melaksanakan berbagai
tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti seperti itu, tetapi
bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya
tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Manajemen sebagai ilmu pengetahuan (management as a science) adalah bersifat
interdisipliner yang mana mempergunakan bantuan dari ilmu-ilmu sosial, filsafat
dan matematika.
2.
Manajemen sebagai suatu sistem (management as a system) adalah kerangka kerja
yang terdiri dari beberapa komponen/bagian, secara keseluruhan saling berkaitan
dan diorganisir sedemikian rupa dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
3.
Manajemen sebagai suatu fungsi (management as a function) adalah suatu
rangkaian kegiatan yang masing-masing kegiatan dapat dilaksanakan tanpa
menunggu selesainya kegiatan lain, walaupun kegiatan tersebut saling berkaitan
dalam rangka untuk mencapai tujuan organisasi.
4.
Manajemen sebagai suatu proses (management as a process) adalah serangkaian
tahap kegiatan yang diarahkan pada pencapaian suatu tujuan dengan pemanfaatan
semaksimal mungkin sumber-sumber yang tersedia.
5.
Manajemen sebagai suatu profesi (management as a profession) adalah suatu
bidang kegiatan atau bidang keahlian tertentu, antara lain profesi di bidang
kedokteran, bidang teknik dan bidang hukum.
6.
Manajemen sebagai kumpulan orang (management as people / group of people)
adalah suatu istilah yang dipakai dalam arti kolektif untuk menunjukkan jabatan
kepemimpinan di dalam organisasi antara lain kelompok pimpinan atas, kelompok
pimpinan tengah dan kelompok pimpinan bawah.
Latar Belakang Sejarah
Manajemen
Banyak kesulitan
yang terjadi dalam melacak sejarah manajemen.beberapa penulis melacak
perkembangan pemikiran manajemen pada pedagang-pedangan Sumeria dan pembangun
piramid Mesir. Para pemilik budak selama berabad-abad menghadapi permasalahan
eksploitasi/memotivasi budak yang bergantung namun terkadang suka melawan
(memaksa otoritas), namun banyak perusahaan pra-industri, dengan skala mereka
yang kecil, tidak merasa terdorong ungtuk menghadapi permasalahan manajemen
secara sistematis. namun, inovasi seperti penyebaran sistem angka Hindu-Arab
(abad ke-5 hingga ke15) dan kodifikasi kesekretariatan entri-ganda (1494)
menyediakan perangkat untuk penilaian, perencanaan dan kendali manajemen.Bidang
pelajaran manajemen berkembang dari ekonomi dalam abad 19. Pelaku Ekonomi
klasik seperti Adam Smith dan John Stuart Mill memberikan teori teori
pengaturan sumber daya| pengaturan sumber daya, produksi dan penetapan
harga.Pada saat yang hampir bersamaan, penemu seperti Eli Whitney, James Watt,
dan Matthew Boulton mengembangkan teknik produksi seperti Penetapan standar,
prosedur kontrol kualitas, akuntansi biaya, penukaran bahan, dan perencanaan
kerja.Pada pertengahan abad 19,Robert Owen, Henry Poor, dan M. Laughlin dan
lain-lain memperkenalkan elemen manusia dengan teori
pelatihan,motivasi,struktur organisasi dan kontrol pengembangan pekerja.
Pada akhir abad 19, Pelaku ekonomi marginal
Alfred Marshall dan Leon Walras dan lainnya memperkenalkan lapisan baru yang
kompleks ke teori manajemen.Pada 1900an manajer mencoba mengganti teori mereka
secara keseleruhan berdasarkan sains.Teori pertama tentang manajemen yang
lengkap muncul sekitar tahun 1920. Orang seperti Henry Fayol dan Alexander
Church menjelaskan beberapa cabang dalam manajemen dan hubungan satu sama
lain.Peter Drucker menulis salah satu buku paling awal tentang manajemen
terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation), diterbitkan
tahun 1946. Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General
Motors) yang menugaskan penelitian tentang organisasi.H. Dodge, Ronald Fisher,
dan Thorton C Fry memperkenalkan teknik statistika ke dalam manajemen. Pada
tahun 1940an, Patrick Blackett mengkombinasikan teori statistika dengan teori
mikroekonomi dan lahirlah ilmu riset operasi.Riset operasi, sering dikenal
dengan"Sains Manajemen",mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan
masalah dalam manajemen, khususnya di bidang logistik dan operasi.
Fungsi manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen
dasar yang akan selalu ada dan melekat di dalam proses manajemen yang akan
dijadikan acuan oleh manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujua.
Fungsi manajemen pertama kali diperkenalkan oleh seorang industrialis Perancis
bernama Henry Fayol pada awal abad ke-20. Ketika itu, ia menyebutkan lima
fungsi manajemen, yaitu merancang, mengorganisir, memerintah, mengordinasi, dan
mengendalikan. Namun saat ini, kelima fungsi tersebut telah diringkas menjadi
tiga, yaitu:
1. Perencanaan (planning) adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan sumber
yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan secara
keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer mengevaluasi
berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan dan kemudian melihat
apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat digunakan untuk memenuhi tujuan
perusahaan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen
karena tanpa perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian (organizing) dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar
menjadi kegiatan-kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas yang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian dapat
dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan, siapa yang
harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut dikelompokkan, siapa yang
bertanggung jawab atas tugas tersebut, dan pada tingkatan mana keputusan harus
diambil.
3. Pengarahan (directing) adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua
anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan
manajerial dan usaha.
Sumber :
2.
Organisasi
§ Pengertian
Terdapat
beberapa teori dan perspektif mengenai organisasi, ada yang cocok sama satu
sama lain, dan ada pula yang berbeda. Organisasi pada dasarnya digunakan
sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara
rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali,
dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-parasarana, data, dan lain
sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
organisasi.
Menurut para ahli terdapat beberapa pengertian organisasi
sebagai berikut.
·
Stoner mengatakan bahwa organisasi adalah
suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan
atasan mengejar tujuan bersama [2].
·
James
D. Mooney mengemukakan bahwa organisasi adalah bentuk
setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama [3].
·
Chester
I. Bernard berpendapat bahwa organisasi adalah
merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih[4].
·
Stephen
P. Robbins menyatakan bahwa Organisasi adalah kesatuan
(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan
yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. [5].
Sebuah organisasi dapat terbentuk
karena dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti penyatuan visi dan misi serta
tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi sekelompok orang tersebut
terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik adalah
organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya, karena
memberikan kontribusi seperti; pengambilan sumber daya manusia dalam masyarakat
sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran
Orang-orang yang ada di dalam suatu
organisasi mempunyai suatu keterkaitan yang terus menerus. Rasa keterkaitan
ini, bukan berarti keanggotaan seumur hidup. Akan tetapi sebaliknya, organisasi
menghadapi perubahan yang konstan di dalam keanggotaan mereka, meskipun pada
saat mereka menjadi anggota, orang-orang dalam organisasi berpartisipasi secara
relatif teratur.
Bentuk-bentuk organisasi
- Organisasi politik
- Organisasi sosial
- Organisasi mahasiswa
- Organisasi olahraga
- Organisasi sekolah
- Organisasi negara
§ Pentingnya mengenal organisasi
Organisasi Formal
Organisasi formal memiliki
suatu struktur yang terumuskan dengan baik, yang menerangkan hubungan-hubungan
otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada
juga menerangkan bagaimana bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi
berlangsung. Kemudian menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing
anggotanya. Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit.
Status, prestise, imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan
dengan baik dan terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka
terencana dan mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif
bersifat tidak fleksibel. Contoh organisasi formal ádalah perusahaan besar,
badan-badan pemerintah, dan universitas-universitas (J Winardi, 2003:9).
Organisasi informal
Keanggotaan pada
organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak
sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi
anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi
informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama. Organisasi
informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya
dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan. Selain itu, organisasi
juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks:
·
Organisasi
Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi
dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan
pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini
adalah keluarga-keluarga tertentu.
·
Organisasi
Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual,
rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan
kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan
alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh
organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya
dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.
§ Faktor Penyebab Keberhasilan dan Kegagalan Berwirausaha
Seseorang ketika mengawali usahanya
harus siap dengan dua hal yaitu : berhasil dalam mengembangkan usahanya atau
gagal sama sekali dalam usahanya.
Penyebab wirausaha gagal dalam
menjalankan usahanya:
1. Kurangnya kehandalan SDM dan tidak kompeten dalam
manajerial serta kurangnya pengalaman ketika menjalankan strategi perusahaan.
Strategi baik yang dibuat tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya kompetensi
dalam manajerial. Menempatkan orang-orang yang tidak kompeten di tempat yang
sangat strategis akan memperburuk jalannya usaha. Kompetensi dalam manajerial
sangat membantu keberhasilan perusahaan karena meletakan orang-orang yang
sesuai dengan kemampuan, bakat dan minat bekerja karyawan akan mempermudah
usaha dan strategi perusahaan untuk dilaksanakan.
2. Kurangnya pemahaman bidang usaha yang diambil karena
tidak dapat memvisualisasikan dengan jelas usaha yang akan digeluti. Seorang
wirausahawan apabila tidak dapat mendeskripsikan dan memvisualisakan bentuk
usaha yang digeluti mengantar pada kehancuran usaha. Pemaham bisnis atau bidang
usaha yang diambil secara kontekstual dan riel sangat membantu arah, tujuan,
misi, dan visi perusahaan. Kejelasan bidang usaha yang telah ditentukan sangat
membantu dan mempermudah mengambil kebijakan manajerial dan strategi yang
dibuat.
3. Kurangnya kehandalan pengelolaan administrasi dan
keuangan (modal dan kendali kredit). Pengelolaan adminsitrasi dan keuangan yang
apa adanya akan mempersulit majunya perusahaan. Pencatatan adminsitrasi dan
keuangan secara sembarang akan semakin memperburuk kondisi usaha karena tidak dapat
membaca transaksi dan aktivitas yang telah terjadi. Aktivitas yang telah
dilalui seperti pembayaran utang-piutang, jumlah pesanan, jadwal kirim, proses
produksi, dll akan tidak dapat terselelsaiak dengan baik. Penangana modal dan
kreditdari bank atau swasta apabila tidak dicatat pengeluaran dan alokasi
penggunaannya akan semakin memperburuk kondisi keuangan. Alangkah baiknya dalam
melakukan aktivitas selalu berpedoman “Segala yang telah dikerjakan harus
dicatat dan segala yang tercatat harus dapat dikerjakan dengan baik” sehingga
perusahaan yang menggunakan prinsip tersebut dapat mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
4. Gagal dalam perencanaan. Kegagalan dalam menerapkan
rencana biasanya karena rencana yang telah dibuat berdasarkan pengalaman orang
lain atau sebuah idealis yang belum pernah diaplikasikan. Kegagalan ini terjadi
karena tidak tahu sama seklai kondisi atau medan usaha yang digelutinya.
Faktor-faktor yang mendukung kegagalan dalam melaksanakan atau menerapkan
rencana adalah dari dalam diri sendiri.
5. Tempat usaha dan lokasi yang kurang memadai. Tempat usaha
dan lokasi sangat menentukan kelancaran bisnis yang digeluti. Salah memilih,
membangun, atau membuka tempat usaha yang harapnnya dapat memperbesar usaha
justru kandas karena kesalahan tersebut. Tempat usaha seharusnya diperiksa dulu
kelayakannya seperti budaya, karakter, strata sosial, pendapatan, selera,
kemanan masyarakat disekitarnya.
6. Kurangnyam pemahaman dalam pengadaan, pemeliharaan, dan
pengawasan bahan baku dan sarana peralatan. Kemampuan dalam pengadaan,
pemeliharaan, pengawasan bahan baku dan peralatan yang dimiliki sangatlah
penting. Karena apabila tidak memiliki kemapuan dalam bidang ini akan membuat
biaya operasioanal semakin tinggi dan kerugian akan terjadi.
7. Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi
perubahan teknologi. Seoranng yang berwirausaha haruis berani melakukan
perubahan dalam organisasinya. Salah satu perubahan yang dapat membantunya
adalah perubahan teknologi yang sedang berkembang. Ketidakmampuan mengikuti
perubahan teknologi tidak membuat organisasi mati begitu saja tetapi pergerakan
organisasinya berlahan-lahan lambat dan berangsur-angsur ketinggalan dengan
organisasi yang lain yang lebih cepat menanggapi perubahan teknologi.
8. Hambatan birokrasi. Birokrasi sangat membantu dalam
kearsipan dan adminsitrasi organisasi tetapi apabila birokrasi sangat lambat
dan menghambat sama sekali maka akan memperlambat laju kinerga organsiasi.
9. Keuntungan yang tidak mencukupi. Keuntungan yang akan
diperoleh dalam berwirausaha adalah dasar motivasi ketika seseorang
merencanakan bidang usaha. Akan tetapi keuntungan yang diperolah di luar dari
jangkau biaya yang telah dikeluarkan atau perkiraan laba yang diperoleh
sebelumnya akan mengakibatkan kelangsungan usaha yang cepat berhenti. Motivasi
karena bayangnan keuntungan yang diperoleh sangat tinggi adalah sikap yang
kurang objektif apabila belum mengetahui kondisi lingkungan bisnis yang
sebenarnya. Hal yanng paling penting sebelum mnemproleh laba yang tinggi adalah
cepat kembalinya modal awal yang digunakan sebagai operasional awal.
10. Tidak adanya produk yang baru. Produk yang telah dibuat
dan berhasil memenangi pasar belum tentu akan bertahan lama karena banyak
kompetitor yang selalu melakukan inovasi maupun perbaikan produk mereka untuk
tampil di pasar. Pengusaha yang tidak pernah menampilkan produk baru yang
kreatif maupun inovatif akan mempercepat berhenti usahanya. Hal ini terjadi
karena tidak mampu bersaing oleh kompetitor yang telah mengeluarkan produk baru
dan mearik perhatian pasar.
Potensi yang membuat seseorang mundur dari wirausaha:
1. Pendapatan yang tidak menentu
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi
3. Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai usaha di dalam masyarakat
4. Perlu kerja keras dan waktu yang lama
5. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantaP
1. Pendapatan yang tidak menentu
2. Kerugian akibat hilangnya modal investasi
3. Ketidakmampuan menyesuaikan diri terhadap nilai-nilai usaha di dalam masyarakat
4. Perlu kerja keras dan waktu yang lama
5. Kualitas kehidupan yang tetap rendah meskipun usahanya mantaP
Keuntungan berwirausaha:
1. Otonomi
2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
3. Kontrol finansial
1. Otonomi
2. Tantangan awal dan perasaan motif berprestasi
3. Kontrol finansial
Kerugian berwirausaha:
1. Pengorbanan personal
2. Beban tanggungjawab
3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal
1. Pengorbanan personal
2. Beban tanggungjawab
3. Kecilnya margin keuntungan dan kemungkinan gagal
Langkah Menuju Keberhasilan
1. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas
2. Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang
3. Membuat perencanaan usah, menorganisasikan, dan menjalankannya
4. Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan
1. Memiliki ide atau visi bisnis yang jelas
2. Kemauan dan keberanian untuk menghadapi resiko baik waktu maupun uang
3. Membuat perencanaan usah, menorganisasikan, dan menjalankannya
4. Mengembangkan hubungan,, baik dengan mitar usaha maupun dengan semua pihak yang terkait dengan kepentingan perusahaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar