Nama : AFRINA SURYANINGSIH
Kelas :
2EB21
NPM :
20212311
Tulisan ke 2
Ø Keunggulan absolut & Komparatif
Keunggulan Absolut :
Keunggulan absolute adalah keuntungan
yang dinyatakan dengan banyaknya jam/hari
seperti yang diungkapkan oleh Adam Smith, namun cukup memiliki keunggulan komparatif dimana harga untuk suatu komoditi di Negara yang satu dengan yang lainnya relative berbeda.
seperti yang diungkapkan oleh Adam Smith, namun cukup memiliki keunggulan komparatif dimana harga untuk suatu komoditi di Negara yang satu dengan yang lainnya relative berbeda.
Teori perdagangan Internasional yang
lain yang diperkenalkan oleh David Ricardo adalah teori keunggulan komparatif.
Berbeda dengan teori keunggulan absolute yang mengutamakan keunggulan absolute
dalam produksi tertentu yang dimiliki oleh suatu Negara dibandingkan dengan
Negara lain, teori ini berpendapat bahwa perdagangan Internasional dapat terjadi
walaupun satu Negara tidak mempunyai keunggulan absolute, asalkan hanya
komparatif dikedua Negara berbeda.
Teori ini menekankan bahwa perdagangan
Internasional dapat saling menguntungkan jika salah satu Negara tidak usah
memiliki keunggulan absolute atas suatu komoditi seperti yang diungkapkan oleh
Adam Smith, namun cukup memiliki keunggulan komparatif dimana harga untuk suatu
komoditi di Negara yang satu dengan yang lainnya relative berbeda.
v Kelemahan teori klasik keunggulan
komparatif :
-
Perdagangan
terjadi karena ada perbedaan fungsi faktor produksi, sehingga
terjadi perbedaan produktivitas atau efisiensi, akibatnya terjadi perbedaan harga.
terjadi perbedaan produktivitas atau efisiensi, akibatnya terjadi perbedaan harga.
-
Jika
fungsi faktor produksi sama ( produktivitas dan efisiensi ).
-
Tidak
bisa membedakan mengapa terjadi perbedaan harga.
-
Adanya jumlah perbedaan / proporsi faktor
produksi yang dimiliki.
v Beberapa kerancuan tentang keunggulan
komparatif :
1. Produktivitas Daya Saing
1. Produktivitas Daya Saing
Perdagangan bebas hanya
menguntungkan jika Negara anda cukup produktif
dalam menghadapi persaingan Internasional. Keunggulan dalam
persaingan dari suatu
industri tidak hanya tergantung pada produktivitas relatif terhadap industri luar
negeri, tetapi juga pada tingkat upah domestik relative terhadap tingkat upah
diluar negeri.
industri tidak hanya tergantung pada produktivitas relatif terhadap industri luar
negeri, tetapi juga pada tingkat upah domestik relative terhadap tingkat upah
diluar negeri.
2. Upah Tenaga Kerja Murah
( Sweatshop Labor Argument )
Persaingan Internasional
adalah tidak adil dan merugikan Negara – Negara tertentu
jika didasarkan kepada upah rendah. Argument ini kadang - kadang dikatakan
sebagai argumentasi tenaga kerja murah (Sweatshop Labor Argument ), terutama
digunakan oleh serikat buruh untuk menuntut perlindungan terhadap persaingan luar
negeri. Orang yang bertolak dari keyakinan ini mendesak agar industri – industri
dalam negeri tidak boleh dipecundangi oleh industri – industri luar negeri yang
kurang efisien, tetapi membayar upah lebih rendah.
jika didasarkan kepada upah rendah. Argument ini kadang - kadang dikatakan
sebagai argumentasi tenaga kerja murah (Sweatshop Labor Argument ), terutama
digunakan oleh serikat buruh untuk menuntut perlindungan terhadap persaingan luar
negeri. Orang yang bertolak dari keyakinan ini mendesak agar industri – industri
dalam negeri tidak boleh dipecundangi oleh industri – industri luar negeri yang
kurang efisien, tetapi membayar upah lebih rendah.
3. Pertukaran Tak Setara
Perdagangan mengeksploitasi suatu Negara dan membuatnya menjadi lebih buruk jika
Negara tersebut menggunakan lebih banyak tenaga kerja dalam memproduksi barang-
barang yang diekspor dibandingkan dengan Negara – Negara lain yang memproduksi
barang – barang untuk kemudian diekspor ke Negara pertama. Argumen ini, kadang –
kadang disebut doktrin pertukaran tak setara ( unequal exchange ), bersumber dari
gagasan Marxis yang memahami bahwa nilai ( harga ) tercipta semata – mata oleh
pekerja, dan cenderung dijadikan dalih oleh dunia ketiga untuk menganjurkan
redistribusi pendapatan dari Negara – negara maju.
Perdagangan mengeksploitasi suatu Negara dan membuatnya menjadi lebih buruk jika
Negara tersebut menggunakan lebih banyak tenaga kerja dalam memproduksi barang-
barang yang diekspor dibandingkan dengan Negara – Negara lain yang memproduksi
barang – barang untuk kemudian diekspor ke Negara pertama. Argumen ini, kadang –
kadang disebut doktrin pertukaran tak setara ( unequal exchange ), bersumber dari
gagasan Marxis yang memahami bahwa nilai ( harga ) tercipta semata – mata oleh
pekerja, dan cenderung dijadikan dalih oleh dunia ketiga untuk menganjurkan
redistribusi pendapatan dari Negara – negara maju.
Sumber :
Ayo bekunjung
BalasHapus